Takdir Tuhan Terberatku

judin, naras
Hari terus berganti, dan bulan terus berjalan,...
Perkenalan pesan singkat dari jaringan terdekat,..
Perkenalan itu terkesan memaksa walaupun pada akhirnya harus saling menerima.
hehe...pertemuan malam yang singkat itu pun menyisakan tawa,-...
hari-haripun berjalan dan selalu dilumuri dengan canda,-
apa ini yang artinya cinta?

ku mencoba memandang langit-langit dengan penuh tanya,-
tak ada jawaban yang pasti, akhirnya aku pun terlelap tidur dalam dekapan bayangmu,...
hari-haripun selalu ku suguhkan menu perhatian,-
walau pun terkesan formalitas dia untuk membalasnya,-
getaran jiwaku dapat menembus dan membaca tangan, saat dia mengetik pesan singkatnya,-

Tak apalah, aku adalah orang yang tidak mau berdebat,-
walau pun aku mempunyai kemampuan untuk membalasnya,-
dia pun selalu tersenyum sehingga raut wajah yang galaupun tidak begitu nampaknya.
bedanya denganku, kadang kelihatan galau aslinya tidak sesuai dengan sebenarnya,-

batinku selalu menyesuaikan keadaan...
aku tak ingin menangis dalam ruang hampa tak bermakna,...
tulisan menyatakan demikian tapi bukan di tunjukan dengan raut muka yang masam.
keadaanku yang mungkin dikatakan orang sulit untuk menunjukan giginya dan memberikan senyumnya, itu bisa berefek negatif.
aku lebih suka dengan orang yang mau mengenalku lebih baik lalu mengajaku tersenyum. Daripada sinis tanpa kata tapi memberikan kesan menyepelekan...!

Ya...ya...ya...ya...!

Takdir Tuhan terberatku adalah calon isteri yang terakhir ini...
yang selalu ku sebut namanya dalam bait-bait untaian doa.
syair yang melankolis ku panjatkan kepada sang pemilikmu,...
ku mohon dan meminta izin pada-Mu agar makhluk yang kau ciptakan ini,-
kau meridhoinya menjadi bagian dari tulang rusuku yang hilang...
selalu ku pastikan bahwa ini adalah baik,..
yang melahirkan keturunanku yang sholeh dan sholehah sebagaimana doaku...
"robbana hablana min azwaajina wadurriyatina qurrota 'ayunin waj'alna lilmuttaqina imaama".

Aku hanya berdoa dengan memastikan "mudah-mudahan dia tidak memutus takdir yang telah ku buat jalurnya dan yang insya Allah, Ia meridhoinya". Aamiin...!

0 Response to "Takdir Tuhan Terberatku"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel